Jadi Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan, Perawat Harus Adil

Jakarta, Selama ini masih ada yang mengganggap sebelah mata peran dari seorang perawat. Padahal perawat bisa menjadi ujung tombak dalam memberikan pelayanan kesehatan. Maka itu perawat diingatkan untuk harus adil pada semua pasien.

"Perawat merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan dan mempunyai peran strategis bersama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan," ujar Sekjen Kemenkes Ratna Rosita dalam acara Workshop Nasional Keperawatan Memperingati Hari Perawat Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (12/5/2011).

Ratna mengharapkan para perawat mampu memberikan pelayanan yang aman bagi pasien dan masyarakat, memberikan pelayanan secara profesional, berkinerja tinggi serta peduli (caring) sehingga bisa mengurangi beban psikologis dari pasien.

"Eksistensi dari perawat berada langsung disemua tatanan masyarakat, sehingga perlu diberdayakan secara maksimal. Selain itu perawat adalah bagian yang menjadi motor suatu rumah sakit," ujar Dewi Irawaty, MA, PhD selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Dewi mengungkapkan bahwa karena tugas dari perawat adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, maka perawat juga memiliki kesempatan untuk berperan dan mensukseskan MDGs khususnya yang terkait dengan masalah kesehatan masyarakat.

Upaya awal untuk memaksimalkan peran perawat dalam mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui pengembangan profesionalisme dan penerapan etika dalam pemberian pelayanan keperawatan, serta mengembangkan berbagai kebijakan terkait dengan domain utama dalam restrukturisasi pelayanan keperawatan.

"Salah satu aspek utama yang akan menjadi acuan bagi kiprah para perawat di Indonesia adalah adanya payung hukum yang memadai yaitu Undang Undang Keperawatan, yang akan mengatur dan mengawal eksistensi suatu profesi," ungkap Dewi.

Undang-undang tersebut sebenarnya telah diperjuangkan oleh masyarakat keperawatan di Indonesia sejak tahun 1994 dan diharapkan undang-undang ini bisa segera direalisasikan, sehingga ada pengaturan yang jelas mengenai mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh perawat.


detik health

Perempuan Lebih Tahan Terhadap Flu Dibanding Laki-laki

Queensland, Penyakit flu memang bisa menyerang siapa saja dan usia berapa pun. Tapi bila ada virus flu di udara, maka perempuan akan mampu untuk bertahan sedangkan laki-laki akan jatuh sakit terkena flu.

Peneliti dari Australia menemukan bahwa sukarelawan perempuan memiliki respon sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat terhadap rhinovirus, yaitu virus yang bisa menyebabkan flu biasa dibandingkan laki-laki. Kondisi ini memicu munculnya istilah man flu.

Hal ini dipengaruhi oleh hormon yang dimiliki kaum perempuan, sehingga membuat laki-laki lebih mungkin sakit jika terinfeksi virus tersebut. Tapi perlindungan terhadap perempuan akan hilang ketika ia memasuki menopause.

"Kami melihat ketika perempuan mencapai menopause, maka kemampuannya untuk menahan rhinovirus memudar. Jadi jelas terlihat bahwa hormon memainkan peran besar dalam membantu melawan virus," ujar Prof John Upham dari University of Queensland, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (1/7/2011).

Selama ini istilah 'man flu' hanya dianggap sebagai mitos belaka, tapi peneliti justru menemukan bahwa hal tersebut adalah nyata. Laki-laki memang lebih rentan dan mudah terkena flu dibanding perempuan.

Peneliti menyimpulkan studi ini menunjukkan bahwa perempuan pra-menopause memiliki respons imun adaptif yang lebih kuat terhadap infeksi rhinovirus daripada laki-laki dan orang yang sudah tua.

Dalam studi ini, peneliti memeriksa respons sistem kekebalan tubuh dari 63 partisipan yang sehat. Hasil studi ini juga telah dilaporkan dalam jurnal Respiratory Research.

Meskipun virus ini hanya akan mengganggu pada orang sehat, tapi jika menyerang orang yang memilikipenyakit asma atau penyakit paru-paru kronis bisa sangat mengganggu dan bahkan berbahaya.


detik health

Menulislah Jika Tubuh Terasa Sakit Karena Bisa Menyembuhkan

Austin, Jika merasa sakit atau ada sesuatu yang salah pada tubuh Anda, sebaiknya tuliskanlah keluhan-keluhan tersebut dalam kata-kata positif pada diary atau blog pribadi Anda. Studi membuktikan menulis punya kekuatan untuk penyembuhan dan meringankan penyakit.

Inilah yang dilakukan survivor kanker yang juga seorang penulis, Amanda Enayati. Saat didiagnosis kanker, hal pertama yang ia lakukan adalah menelepon suami dan keluarganya, karena ia merasa tak bisa menanggung kesedihan sendiri.

Kemudian hal kedua yang dilakukannya adalah menulis di blog dengan tulisan yang diberi judul 'The Second Half of My Life'.

Berikut adalah kata-kata yang Amanda tulis dalam beberapa menit pertama:

Anda mungkin tidak akan percaya hidup saya. Dalam cahaya tertentu ini akan terbaca seperti sebuah ensiklopedia dari tragedi: revolusi, penyakit, isolasi, disfungsi, terorisme, kegagalan dan penarikan (withdrawal). Sebelum Anda pergi, biarkan saya juga memberitahu bahwa jika Anda bertemu saya, Anda mungkin berpikir saya adalah orang bahagia yang tidak pernah hidup.

"Menulis itu otomatis, intuitif (mengikuti kata hati) dan hampir tidak sadar bagi saya. Tetapi karena waktu berlalu, saya merasa yakin bahwa hal itu telah membantu menyelamatkan hidup saya, meskipun saya tidak berani mengungkapkannya karena takut terdengar tidak rasional," jelas Amanda Enayati, seperti dilansir CNN, Jumat (1/7/2011).

Menurutnya, menulis adalah kebutuhan dasar manusia untuk menceritakan sebuah cerita, termasuk cerita hidupnya. Hal ini bisa mengurangi tingkat stres yang akhirnya bisa meringankan penderitaan yang dirasakannya.

Sebuah studi yang dilakukan Dr. James Pennebaker, profesor dan ketua Departemen Psikologi di University of Texas di Austin, juga menemukan korelasi antara pengalaman traumatis dan peningkatan jumlah masalah kesehatan.

"Stres mayor dalam hidup mempengaruhi kesehatan fisik. Sama sekali tidak ada keraguan bahwa memiliki pergolakan yang serius dalam hidup Anda dikaitkan dengan perubahan biologis yang berpotensi merugikan, seperti peningkatan aktivitas kardiovaskular, menurunkan fungsi kekebalan tubuh, peningkatan risiko serangan jantung," ujar Dr. Pennebaker.

Pada studi pertamanya yang diterbitkan tahun 1986, Dr. Pennebaker mempelajari bagaimana menulis dan mengungkapkan trauma yang dirahasiakan dapat membantu meringankan penyakit seseorang.

Dr. Pennebaker membuat dua kelompok yang dibagi menjadi kelompok yang menuliskan keluhan atau traumanya dan kelompok kontrol sebagai pembandingnya.

Hasilnya, enam bulan berikutnya kelompok yang menuliskan kisah traumatisnya mengalami penurunan tingkat penyakit dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menuliskan kisah traumatisnya.

Dalam studi lain pada tahun 1990-an, orang dengan AIDS yang menuliskan kisah tentang diagnosa dan bagaimana AIDS mempengaruhi kehidupannya, ternyata bisa mengalami peningkatan yang bermanfaat dalam jumlah sel darah putih dan penurunan virus.

Studi demi studi yang dilakukan Dr. Pennebaker membuatnya menyimpulkan bahwa menuliskan pengalaman negatif dalam kata-kata tampaknya memiliki efek positif pada fisik dan juga psikologis.

Dr. Pennebaker juga mempelajari bagaimana nuansa cara menulis dapat membantu orang untuk sembuh. Salah satunya yang mampu menuliskan hal-hal positif dalam tulisannya, seperti 'cinta', 'peduli', 'bahagia' dan 'sukacita', yang tampaknya lebih bermanfaat daripada yang lain.

"Bahkan jika orang mengatakan 'tidak ada yang peduli dengan saya' atau 'saya tidak mencintai siapa pun,' yang berarti mereka masih memikirkan dimensi kebahagiaan. Lebih baik mengatakan 'Anda tidak puas' daripada mengatakan 'Anda sedang sedih'," jelas Dr. Pennebaker.

Penelitian lain juga dilakukan Nancy Morgan dari Georgetown's Lombardi Cancer Center. Pada saat ia menciptakan program menulis ekspresif di Lombardi pada tahun 2001, ia telah kehilangan ibu dan suaminya karena kanker.

Melalui program tersebut dia mengadakan workshop penulisan untuk pasien, pendeta, perawat, pekerja sosial dan mahasiswa kedokteran. Penelitian Morgan menunjukkan korelasi yang signifikan antara ekspresi diri dan cara pasien kanker berpikir tentang penyakit mereka, serta perbaikan fisik tertentu pada kesehatan mereka.

"Yang mengejutkan saya adalah kesamaan dalam menulis. Hampir setiap orang yang menguraikan shock saat menerima diagnosis kanker hingga beberapa tingkat penerimaan suatu bentuk rasa syukur dari beberapa transformasi tertentu dalam hidupnya," jelas Morgan.

Pengertiannya adalah, lanjut Morgan, 'kanker bukan hadiah' tetapi mengajarkan bagaimana pasien menghargai karunia dalam hidup mereka.

"Para pasien tampaknya menemukan jalan keluar dari kegelapan dan saya percaya menulis membantu mereka melakukan itu," ujar Morgan.


detik health

Cara-cara untuk Mengurangi Risiko Kanker Payudara

Jakarta, Jenis kanker yang paling banyak ditakuti kaum perempuan adalah kanker payudara, karena jika telat didiagnosis bisa menyebabkan kematian. Tapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.

"Kebanyakan kanker payudara tidak menurun di keluarga. Kenyataannya kasus kanker payudara sangat dipengaruhi oleh lingkungan, gaya hidup dan pilihan alat kontrasepsi," ujar Dr Marisa C Weiss, selaku presiden dan pendiriBreastcancer.org, seperti dikutip dari ABCNews.go.com, Jumat (1/7/2011).

Weiss menuturkan paparan bahan kimia yang ditemukan dalam makanan, minuman, udara yang dihirup, obat-obatan yang dikonsumsi dan beberapa produk pribadi bisa mempengaruhi pengembangan dan kinerja sel-sel payudara setiap harinya sehingga meningkatkan risiko kanker payudara.

"Ada atau tidak adanya riwayat kanker dalam keluarga, tetap saja ada banyak hal yang kita bisa lakukan untuk mengurangi risiko dan memilih melakukan pola hidup yang sehat," ujarnya.

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara yaitu:
1. Memiliki berat badan yang sehat dan menjaganya agar tidak berlebihan atau kurang, sehingga mengurangi salah satu faktor risiko kanker payudara.
2. Berolahraga secara teratur setidaknya 3-4 jam dalam satu minggu, tapi jika bisa lebih banyak maka akan jauh lebih baik.
3. Menghindari alkohol, berdasarkan studi tahun 2007 diketahui angka kejadian kanker payudara meningkat jika mengonsumsi alkohol.
4. Berhenti merokok serta menghindari paparan asap dan tempat-tempat yang memiliki paparan asap rokok.
5. Menyerap sedikit sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D.
6. Hindari memasak atau memanaskan makanan dalam wadah plastik atau pandi yang bisa menimbulkan bahan kimia berbahaya bisa terkena udara panas. Pertimbangkan bahan dari stainless steel, keramik atau besi untuk memasak, meyimpan dan menyajikan makanan.
7. Memiliki pola makan yang sehat dengan mengurangi makanan yang digoreng, makanan cepat saji atau dalam kemasan siap pakai. Serta perbanyaklah mengonsumsi buah dan sayuran yang telah dicuci bersih terlebih dahulu.
8. Mengonsumsi air yang telah dimasak dengan matang serta melalui penyaringan.
9. Memiliki pola tidur yang cukup setiap harinya, karena tidur yang cukup bisa membantu memperbaiki dan menjaga sistem kekebalan tubuh seseorang.
10. Memilih produk rumah tangga yang aman, seperti menghindari penggunaan pestisida serta produk lain yang diketahui mengandung bahan kimia berbahaya.

Selain itu tak ada salahnya untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri) sebagai salah satu bentuk deteksi dini kanker payudara yaitu:
1. Perhatikan payudara dengan posisi kedua tangan di atas kepala kemudian kedua tangan di pinggang.
2. Angkat tangan kiri ke atas kepala.
3. Gunakan permukaan jari yang rata untuk meraba atau menekan payudara serta pastikan untuk menyentuh seluruh bagian payudara. Pola yang digunakan bisa dengan gerakan arah memutar, gerakan arah naik dan turun atau arah keluar dan masuk area putting. Usahakan menggunakan gerakan yang sama setiap bulannya.
4. Menekan setiap putting dengan lembut dan memperhatikan apakah ada cairan yang keluar.
5. Memeriksa daerah antara payudara dan ketiak serta payudara dan tulang dada sambil berbaring.
6. Mengulangi semua langkah tersebut untuk payudara yang sebelah kanan.



detik health

Orgasme Memberikan Banyak Manfaat Kesehatan

Jakarta, Bisa mencapai orgasme (puncak kenikmatan seksual) ternyata tidak hanya membuat seseorang merasa terpuaskan, karena ada sejumlah manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika berhasil mencapai orgasme.

Berbagai penelitian di bidang kesehatan seksual yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan telah menunjukkan bahwa orgasme bisa memberikan manfaat yang cukup besar bagi kesehatan, baik untuk laki-laki maupun perempuan.

Pada laki-laki, orgasme bisa dicapai dengan merangsang daerah genital baik dilakukan oleh diri sendiri (masturbasi) atau dengan bantuan pasangan. Cara termudah untuk mencapainya adalah melalui penetrasi.

Sedangkan pada perempuan bisa mengalami 2 jenis orgasme seperti dikutip dari Lifemojo, Jumat (1/7/2011) yaitu:
1. Orgasme klitoris, yaitu organ seksual kecil yang menjadi salah satu tempat perempuan mendapatkan kenikmatan seksual maksimal. Klitoris akan membengkak selama ada gairah dalam kegiatan seksual dan pembuluh darah di sekitarnya juga akan membesar. Orgasme yang dicapai dengan merangsang daerah ini disebut dengan orgasme klitoris.

2. Orgasme vagina, yaitu orgasme yang dicapai ketika vagina dan leher rahim dirangsang. Dalam beberapa kasus orgasme yang dicapai melalui stimulasi vagina bisa lebih intens dibanding klitoris.

Manfaat orgasme bagi kesehatan tubuh yaitu:

1. Mengurangi ketegangan
Selama hubungan seksual, tubuh akan meningkatkan aliran darah dan denyut jantung secara signifikan serta otot yang tegang akan berkurang. Ketika mencapai orgasme maka seluruh tubuh akan menjadi rileks dan ketegangan yang ada dalam sistem saraf akan berkurang.

2. Menghilangkan nyeri dan rasa sakit
Nyeri pada tubuh dan juga sakit kepala bisa dihilangkan melalui orgasme, karena tubuh melepaskan hormon endorfin selama hubungan seks. Hormon ini mirip seperti morfin yang dapat meningkatkan toleransi tubuh terhadap rasa sakit.

3. Membakar kalori
Tidak hanya hubungan seks yang bisa membakar kalori, karena orgasme juga turut membakar kalori di dalam tubuh dan membantu mengurangi keinginan untuk makan. Selama orgasme tubuh akan mengeluarkan zat phenetylamine yang memainkan peran penting dalam mengelola selera seseorang, sehingga keinginan makan berkurang dan kalori terbakar.

4. Mendapatkan tidur yang lebih nyenyak
Orgasme biasanya memiliki efek penenang yang membantu menenangkan tubuh dan membuat tidur lebih nyenyak. Otot di seluruh tubuh akan rileks dan tekanan darah menurun setelah orgasme.

5. Menjaga kulit tetap bersih
Saat berhubungan seks hingga mencapai orgasme, tubuh akan mengeluarkan keringat untuk membantu mengeluarkan segala bentuk kotoran dan racun dari dalam tubuh. Kondisi ini membantu menjaga kulit tetap bersih dan cerah.


detik health